Terimakasih atas kunjungan Anda, salam santun erat ukhuwah fillah. ^_^

Rabu, 13 Juni 2012

(¯`*•.¸☆ Yang Penting Cukup ☆¸.•*´¯)


Bissmillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,


cerita ini ku angakat dari pengalaman pribadiku sendiri....
waktu itu,aku bekerja di jakarta. aku ikut orang palembang jualan
makanan khas mereka yaitu EMPEK-EMPEK. 1 tahun di jakarta, aku sudah
merasa sesak dengan kehidupan kota yang begitu panas,sumpek, dan
penuh dengan polusi. Dan kebetulan aku juga tinggal di tempat yang begitu
kumuh,alias pelosok. tepatnya di jakarta pusat dekat pasar senen.


Disini aku akan berbagi cerita tentang apa yang kulihat sewaktu aku
masih disitu,mengadu nasib dengan jualan Empek-empek di kantin
sekolah SMU KARTINI,JAKARTA PUSAT.


Kontrakan sederhana itu sebenarnya terlalau kecil untuk tempat tinggalnya,
beserta suami dan dua anaknya. Ruangan bagian depan menjadi semakin
sempit dengan sayur-sayuran yang menjadi daganganya di pagi hari.


Alangkah kejamnya kehidupan di jakarta. Jutaan orang hidup di rumah-rumah
sempit, dalam lorong-lorong yang penuh tikus,kecoa,serta lalat dan penyakit
bawaanya yang terbang ke segala penjuru, lalau hinggap di tubuh-tubuh
ringkih yang melarat.


Mereka pun sakit. Ingin pergi berobat, biaya tak punya. Kenyataanya,
mengurus kartu berobat gratis harus melalui lorong gelap borokrasi.
Pejabat-pejabat di kelurahan meminta syarat yang macam-macam.
Belum lagi banyak makelar berkeliaran.


Jika mereka pergi memgurusnya hari ini, kartu berobat gratis itu mungkin
baru keluar 30 hari kemudian, sedangkan nyamuk demam berdarah hanya
butuh kurang dari 20 hari untuk membunuh anak-anak mereka.


Urusanya bisa sangat rumit. Padahal yang di perjuangkannya hanyalah
biaya berobat bagi orang miskin yang tak seberapa. Bedakan dengan dana
talangan bank CENTURY yang di kucurkan menteri keuangan dan gubernur BI
kala itu dengan sangat mudah. Cuma perlu berapa hari dan lobi ringan, Rp 6,7
Trilyun pun mengalir.


Ibu penjual sayur ini tak peduli ini semua. Baginya kehidupan harus berjalan.
Dia bisa pingsan kalo disuruh mengurus uang trilyunan rupiah itu. Menghitung
uang receh untuk kembalian belanja saj repotnya bukan main. Uang trilyunan
rupiah itu juga tak akan muat di simpan di rumahnya yang kecil. Itu urusan
profesor yang berdasi. Terserah mau di apakanya dia tak peduli. Pokoknya itu
tugas profesor. Profesor kodok, Profesor kadal, Profesor buaya, dan lain-lain.


Aku juga tak peduli itu semua. Aku tak peduli dengan uang itu" WONG CILACAP
NGOMOG PIKIRNA SIH ORA". Biar semua pakar di stasiun-stasiun tv berkata itu
uang rakayat. kok aku ga ngerasa ya? Apa aku sudah ngrasa jadi presiden?
hush, mulai ngawurkan. Jadi presiden kan tugasnya berat, harus benar-benar
mengawasi kerjaan menko Ekuin, gubernur BI, dan yang lain.


Pagi ini aku justru menikmati sejuta keceriaan yang di pancarkan wajah
berkeringat ibu penjual sayur itu, saat melayani pembelinya dengan riang.
Ketika orang-orang yang lain selesai berbelanja aku bertanya kepada ibu
itu, "Bahagia terus,bu. apa resepnya?"
       "Alhamdulillah, Nak, pagi ini ibu sudah dapat 40 ribu. asal sudah lebih 35 ribu saja saya sudah senang, artinya bisa nabung untuk anak tertua saya yang mau masuk SMA tahun depan."


Glek. Datar sekali ia menjawab, namun seperti tsunami masuk ke hatiku.
betapa sederhananya kehidupan di dalam pikiranya.


dia tak pernah memeikirkan betapa sempitnya rumah yang dikontraknya
sejak lebih sepuluh tahun yang lalu, sedangkan ratusan atau ribuan bilik
apartemen masih kosong karena di beli orang kaya hanya untuk di tempati
pada akhir pekan.


Dia hanya berfikir bagai mana melewati angka 35 ribu pada hari ini agar
anaknya bisa masuk SMA yang biayanya semakin mahal. Dia tak peduli sejauh
mana para pemimpin negeri ini serius mengembalikan uang rakyat trilyunan
rupiah yang sampai sekarang msih di ributkan.


Dia mengajarkan aku bagaimana kebahagiaan tak serumit yang kita duga
selama ini, dan yang lebih penting dia mengajariku rumus berharga ini,
BAHWA JIKA KITA DAPAT MENEMUKAN SISI BAIK KEHIDUPAN, KITA AKAN
BERTEMU DENGAN SISI TERBAIK DIRI KITA. ^_^

Hemmm...














♡ ツ Berbagi Itu Indah ♡ ツ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar