Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh
Ada sebuah kisah sebuah keluarga, begini nich ;
Ceritanya seorang suami lagi ngambek lalu protes, dan yang lebih konyolnya lagi, si suami memohon kepada Tuhan agar mengabulkan permohonannya.
Tapi ternyata...^_^..penasarankan? Let's go terusin bacanya.
Seorang lelaki berdo'a: "Oh, Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakkan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah umbah saya menjadi istri dan ia menjadi suami." (semoga saja ngga ada suami beneran kaya gini ya, hehehe).
Tuhan merasa simpati dan mengabulkan do'anya. Keesokan paginya lelaki yang sudah berubah wujud menjadi istri tersebut terbangun dan cepat-cepat kedapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk ke sekolah.
Kemudian ia mengumpulkan dan memasukan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak.
Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian lalu memasak untuk makan siang.
Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang telah dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama dengan kedua anaknya. Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar tagihan listrik dan telefon. Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.
Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil menonton Tv. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tertidur lelap.
Tentu masih banyak pekerjaan-pekerjaan kecil lainya yang belum dikerjakan. Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi." Lalu Tuhan menjawab, " Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."
Olala..ternyata aku salah duga, keluhnya dalam hati..(hehehe...)
Okey dear pembaca, cerita di atas hanya ilustrasi saja. Maksudnya peran apapun harus diterima dengan sepenuh hati. Menyadari dan menerima kodrat yang telah digariskan oleh Allah itu adalah kewajiban kita sebagai hamba-Nya, iya toh...??? ^_^
ajib bnget!!
BalasHapus