Terimakasih atas kunjungan Anda, salam santun erat ukhuwah fillah. ^_^

Jumat, 17 Agustus 2012

☜❀☞ Aku Memulai Dari Nol ☜❀☞

Part 4-End

Bissmillahirrahmnirrahim


 Hari ini kabut hitam begitu tebal, semoga tidak menjadi penghalang untuk perjalanan pulangku ke kampung halamanku, do'akau dalam hati. "Tung, apa sudah kamu periksa semua barang-barangmu?, hati-hati ya tung, salam buat ibumu semoga cepat sembuh". ucap bu ida seraya menberikan sebuah amplop kecil untukku, entahlah isinya apa. "Insya Allah sudah semua bu, oh ya bu, dimana susi? ku mau pamitan dengan dia". tanyaku untuk bu ida. tak lama kemudian susi keluar dari kamarnya dan tidak berani menatapku, dengan bantu lata kakinya itu, susi terbata-bata jalan mendekatiku dan mencium tangaku dengan keningnya, masih dengan wajah menunduk susi berkata" hati-hati ya bang, kalau ada waktu kirim-kirim kabar, pasti nanti susi balas. Ini kenang-kenangan dari susi untuk abang." susi yang sudah ku anggap seperti adikku sendiri menangis seraya mengucapkan salam perpisahan untukku. 

   Jam sudah menjukan pukul 10, aku harus segera sampai kepelabuhan, karena kapal yang aku naikin berangkat pukul 11, setidaknya lebih awal lebih baik aku samapi dipelabuhan. Ibu idan dan susi mengantarkanku sampai kepelabuhan, lambaian tangan mereka mengiringi kepergianku. "Bang, abang pasti bisa jadi orang sukses, semangat bang!" terikan susi buat ku. Aku hanya tersenyum pahit melihat pemandangan ini. 


    Tak terasa, kapal sudah hampir mendarat dipelabuhan tanjung priuk. ku cek kembali barang bawaanku, walau hanya rangsel yang hanya berisi baju-bajuku tapi inilah hartaku saat ini. Seusai mendarat kepelabuhan, aku tidak ingin menunda-nunda waktu lagi, segera ku cari bus jurusan stasiun senen, aku akan membeli tiket kereta dari senen jurusan kroya, karena hanya setasiun kroyalah setasiun terdekat dari tempat tinggalku. Selama perjalananku menuju kampungku, entahlah perasaan ini semakin tidak menentu, badan capek tapi mata tapi mau dibawa istirahat tidak bisa, mata ngantuk dibawa merem juga tetap membuka. Semoga tidak terjadi apa-apa ya Allah, doaku dalam hati. Jam 4 sore aku sudah sampai stasiun kroya, sengaja aku membeli tiket kereta exsekutif, aku benar-benar sudah kangen dengan ibuku, sesampai di kroya aku memanggil satu tukang ojek untuk mengantarku pulang kerumah ibu. Sepanjang perjalananku dengan tukang ojek, kulihat desaku semakin subur, dengan tanaman padi yang sudah mulai menguning dan siap dipanen. sungguh makmur desaku. Sampailah aku digubuk tua dimana aku dulu melihat cahaya dunia pertama kali disini, rumah itu kelihatan sepi tapi teduh. Segara ku ucapkan salam dan ku panggil ibu, ku ketok-ketok pintu rumah tapi tidak ada yang menjawab, apa ibu masih dirawat dirumah sakit? tanyaku dalam hati. Tak lama kemudian suara kakek terdengar dari dalam, "Wa'alaikumsalam..." jawab kakek seraya membukakan pintu untukku. Kakekku terlihat sangat senang melihatku berdiri didepanya, aku langsung menyalami kakek, dan ku tanya, "Ibu mana kek? apa masih dirumah sakit? " tanyaku untuk kakek, kakek tidak banyak bicara lalu memintaku untukmenaruh dulu barang bawaanku, tanpa basa-basi aku juga langsung masuk kekamarku yang sudah hampir mau dua tahun itu tidak kutempati, kamarku terlihat rapi, bahkan sangat rapi, karena tidak tahu dibuang kema poster-poster koleksiku itu, tapi ibu memang tahu yang kumau, poster kesayangkanku masih terpampang jelas didinding kamarku, Kawasaki Ninja... Setelah ku taruh barang bawaanku, kembali kuhampiri kakek, dan kembali kutanyakan dimana ibu, kenapa dari tadi belum terlihat. "Kek, ibu dimana sih, apa benar masih dirumah skait, kalau iya. aku mau langsung kesana kek," Tnayaku untuk kakek, "Ibumu sudah sembuh, sudah sehat palahan sudah tidak sakit-sakitan lagi". jawan kakek untukku. Alhamdulillah, aku sungguh senang mendengarnya. "Lalu sekarang ibu sedang pergi kemana kek, sudah mau maghrib ko' belum pulang." tambahku untuk kakek. Lalu kakek mengajakku menjemput ibu, hatiku tersentak dan penasaran, ditambah kakek yang selalu diam dalam perjalanan, buatku semakin penasaran. "Itu ibumu disana". dengan menujuk ketanah merah yang masih basah kakek menujukan bahawa ibu ada disana, aku masih tidak percaya dengan apa yang ditunjukan kakek untukku, ku dekati tanah merah yang masih basah itu, bertambur bunga mawar dan kenanga, beratap payung dengan kain kafan. dengan seketika aku menjerit dengan segala kesakitanku, kemarahanku, kekecawaanku, penyesalanku. Untuk melihat jasad ibu pun kini aku tak mampu, apalagi mencium kakinya. Tubuh itu sudah terkubur senyum itu sudah tidak bis akulihat, suara merdu itu sudah tidak bisa ku dengar. Aku hanya terkapar menangis disamping makam ibuku. Aku tidak percaya dengan yang ada didepanku. Rasa klangen untuk ibu, bagaimana aku mengobatinya, sedang beliau yang kukangenin sudah terbang dengan semua malaikat Allah. 

   Seminggu aku hanya mengurung diri dirumah, mengingat semua kenangan yang diberikan ibu untukku, ternyata pelukan dua tahun lalu, adalah pelukan terakhir dari ibu. Andaikan saja ku tahu itu adalah pelukan terakhir, sungguh tidak ada niat aku meninggalkanya. Hariku semakin hampa tanpa ada sosok ibu disampingku. Kini dirumah yang tua ini hanya tinggal aku dan kakekku. tidak ada yg menyiapkan makan lagi, pintu kamarku pun sudah tidak ada yang menggedornya lagi. Ku rebahkan tubuhku diatas kasur dikamarku, aku hanya bisa mengingat dan membayangkan semua kenangan yang pernah terlewatkan dengan ibu, beliau sungguh wanita yang paling berjasa dalam hidupku. Pesan terakhir dri ibu dulu adalah, kalau aku mau jadi orang sukses aku harus tekun dan ulet. 

  Satu bulan aku ditanah kelahiranku, aku sungguh tidak ada niat untuk kembali merantau lagi, pengalaman kehilangan itu sungguh sangata menyakitkan buatku, kini ku hanya tinggal kakek. Aku harus memulai usaha baru untuk menyambung hidup aku dan kakekku yang sudah lanjut usia itu. Aku bingung mencari kerja kesana-kemari, tidak mungkin aku kembali bekerja di toko pamannya Riyan, aku harus membuka usaha sendiri. Sampai suatu hari kakek memberi  tahuku bahwa ada kenalanya seorang juragan pisang, kalau mau kakekku berencana mengenalkan aku dengan beliau. Dan aku pun mau, bertemulah aku dengan teman kakek, orangnya santun dan bersahaja, beliau adalah seorang juragan pisang dari kampung sebelah. Aku diajaknya bergabung dengan bisnisnya dari situ aku berkeliling dari satu rumah kerumah yang lainya untuk menanyakan apakah ada pisang yang mau dijual, setelah aku membeli pisang dari penduduk setempat, aku menyetorkanya kepada juragan saya itu. begitulah pekerjaanku setelah aku bergambung dengan banana store, nama perusahaan dari juragan saya itu. 

   Enam bulan aku kerja sebagai pembeli pisang, sampai pada akhirnya ada satu kejadian yang membuatku mengeluarkan ide yang membuatku suskses seperti sekarang ini. siang itu, ketika aku sedang menebas pisang dirumah penduduk, aku tidak sengaja mendengan percakapan ibu-ibu biasalah ibu-ibu kan sukanya ngrupi. Mereka membahas sedang padatnya musim hajatan, sampai-sampai mau kondangan bingung mau beli isinya tenggok (tempat menaruh barah bawaan, berasal dari bambu) karena saking banyaknya yang hajatan kadang warung-warung kehabisan persediaan buat dibawa kondangan. Nah dari situ, sungguh otakku yang pas-pasan ini menemukan ide yang sungguh cemerlang, aku berencana membuat seriping untuk di jual kepada warung-warung yang biasanya jadi incaran para ibu-ibu yang sedang mencari barang bawaan buat kondangan. Akhirnya usaha itu pun ku coba, aku bekerja sama dengan tentangga rumahku seorang ibu-ibu rumahtangga, ku meminta beliau untuk menggoreng pisang sripingnya dan aku yang memeretnya, karena aku cowok aku sangat awam dalam urusan masak memasak. Tidak kusangka banyak ibu-ibu yang membeli seriping pisang dari usahaku itu, hampir setiap minggunya aku mendapat pesanan dari warung-warung untuk mengantarkan seriping kewarungnya. Minggu demi mingggu, bulan demi bulan usahaku ini semakin melejit, aku pun mencoba untuk menambah sedikit hasil dari usahaku ini, aku menambah untk membuat sele pisang. Alhamdulillah semua itu adalah jalan menuju kesuksesanku. usahaku kini semakin berkembang, tidak hanya di desaku saja, produk dari usahaku kini sudah di jual ke antar kota. Pisang yang biasanya kujual kepada juraganku dulu, kini berganti aku yang menjadi pembeli untuk mantan juraganku itu, Alhamdulillah semua ini berkat keuletanku menekuni usaha yang mungkin jarang diminati oleh setiap orang. 

   Indah rasanya ketika kesuksesan sudah menghampiri kita. Dan masih tertinggal satu cita-cita lagi buatku yaitu MENIKAH. 
Senyum..... ^_^

Notes: Hanya penderitaan hidup yang dapat mengajarkan kepada manusia akan arti keindahan dan nilai kehidupan.
           Ada siang ada malam, ada gelap ada terang, dan begitulah hidup. Kadang diatas "senang"  dan kadang juga dibawah "susah". Salam semangat!!! 

Terimakasih dear pembaca, ^_^



♡ ツ Berbagi Itu Indah ♡ ツ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar